Sunday, October 17, 2010

Tips meningkatkan PageRank

Ada satu hal yang hebat dan cepat untuk perolehan pendapatan di situs web anda. yaitu aliran lalu lintas pengungjung situs web. Kalau tak seorangpun berkunjung ke lokasi website anda, ini memperlihatkan hal yang tak baik di perolehanpendapatan. Banyak situs yang mencoba dan tidak berhasil di dalam melakukannya, dan hasil ini berakibat rasa frustasi dan akhirnya menutup situs. Semboyan untuk perolehan pendapatan di website adalah “Mengambil Uang untuk Cari Uang”.
Tapi, ini tidak berarti mengeluarkan uang dengan kepastian menghasilkan lalu lintas situs web anda.
Bagaimana bisa mengatur lalu lintas pengunjung ke lokasi website kita? Kebanyakan dari mereka membelanjakan uang untuk memandu lalu lintas untuk situs mereka, menginvestasikan pada beberapa kampanye atau mengiklankan, atau strategi lain yang berbeda dari perancangan pemasaran.
Ada banyak jalan untuk menghasilkan lalu lintas situs web yang murah dan tanpa mengeluarkan uang. Ada 5 (lima) jalan teratas untuk menghasilkan lalu lintas situs web murah :
  1. Tukar Hubungan Terkait (Tukeran Link)
    Ini adalah pasti dan sudah terbukti. Jarang akan anda melihat di sebuah webiste yang tidak ada tautan dengan lokasi website lain. Banyak webmasters menghendaki untuk menukar hubungan terkait dengan satu sama lain. Anda akan segera lihat dan merasakan kenaikan yang cukup bagus dari lalu lintas yang masuk ke lokasi situs anda.
    Satu prasyarat utama di dalam menukar hubungan terkait dengan situs lain adalah mempunyai relung yang sama atau kontennya.
    Menukar hubungan terkait juga menaikkan peringkat website anda di hasil mesin pencari (Search Engine). Dengan mendapatkan posisi teratas pada mesin pencari, anda akan menghasilkan lalu lintas pengunjung pada situs web anda.
  2. Exchange Lalu Lintas (Traffic Exchange)
    Ini seperti menukar hubungan terkait tetapi tingkatannya yang lebih tinggi. Anda patut mendapatkan kredit ketika seseorang melihat milik anda.
    Satu lokasi website yang lain dapat mempergunakan konten situs anda dan demikian sebaliknya dan keduanya akan mendapatkan keuntungan dari satu sama lain upaya untuk menghasilkan lalu lintas. Pengunjung situs yang lain dapat pergi ke halaman anda dan mengetahui lebih tentang lokasi anda seperti halnya mereka.
  3. Tulis dan Sampaikan Artikel
    Ada banyak e-zines dan online encyclopedias pada Internet yang menyediakan ruang bebas untuk artikel disampaikan. Kalau anda mau menabung biaya, anda dapat lakukan artikel sendiri. Ada banyak penulis bekerja lepas yang rela menulis untuk anda dengan bayaran yang tak mahal, tapi untuk menhemat uang, lebih anda lakukan sendiri penulisan artikel. Tulis artikel yang sesuai seiring dengan tema dari website anda. Tulis sesuatu yang sesuai keahlian anda, dan pembaca akan mengetahui tingkat pengetahuan anda sekitar pokok materi dan akan ingin untuk berkunjung lagi ke lokasi website anda. Tulis artikel yang menghasilkan saran dan petunjuk ke pokok materi atau relung lokasi anda punya. Berikan satu kotak sumber daya pada akhir dari artikel anda untuk dapat menghubungkan mereka untuk lokasi anda.
  4. Buat satu Surat Berita.
    Ini mungkin menjadi pekerjaan yang berat karena akibat semua artikel anda mungkin perlu mempergunakan untuk membangun satu surat berita kecuali sebaliknya, ini tidak demikian. Ada banyak penulis dan situs yang adalah menghendaki untuk menyediakan artikel gratis sepanjang mereka nama mereka dicantumkan pada surat berita anda. Ini juga berarti sebagai iklan bebas untuk mereka juga.
  5. Gabungkan Komunitas Online dan Forum
    Ini memerlukan waktu luang anda dan tidak ada yang lain. Anda dapat berbagi pengetahuan dan keahlian anda dengan banyak komunitas online seperti halnya situs web anda. Sama artinya anda megiklankan diri ketika anda pergi ke forum yang mempunyai subyek yang sama atau relung dengan lokasi anda. Saat anda membangun reputasi anda, anda juga membangun reputasi dari lokasi anda, membuat satu bisnis reputasi baik dan jujur itu dapat diandalkan oleh banyak orang-orang.

Saturday, October 16, 2010

Hati Yang Penuh Syukur, Gan En De Xin, Majalah Luar Biasa, Taiwan, Kisah Motivasi, Cerita Motivasi, Inspirasi Dan Motivasi, Inspirasi, Motivasi Andrie Wongso - Cerita Motivasi | Artikel Motivasi | Kata Bijak | Motivasi

Hati Yang Penuh Syukur, Gan En De Xin, Majalah Luar Biasa, Taiwan, Kisah Motivasi, Cerita Motivasi, Inspirasi Dan Motivasi, Inspirasi, Motivasi Andrie Wongso - Cerita Motivasi | Artikel Motivasi | Kata Bijak | Motivasi

Hati yang Penuh Syukur
 
Alkisah, di sebuah senja kelabu di pinggiran kota kecil Taiwan, tampak seorang laki-laki sedang berjalan pulang ke rumah dari tempat kerjanya sebagai supir taksi. Tiba-tiba, perhatiannya tertuju pada gerakan rumput dan suara gemerisik di sela-sela bebatuan di tepi jalan.
Segera, dihampiri dengan perasaan sedikit was was. Seketika, matanya terbelalak kaget melihat bungkusan berisi bayi merah yang tergeletak di situ. Setelah melihat di sekeliling tempat itu yang tampak sepi-sepi saja, segera diangkat bungkusan bayi itu dengan hati-hari dan dengan tergopoh-gopoh dibawa pulang ke rumahnya.
Setelah terkaget-kaget mendengar cerita dan melihat temuan suaminya, si istri segera mengambil alih menggendong si bayi dengan perasaan sayang. Mereka adalah sepasang suami istri, yang telah lama mendambakan kehadiran anak di tengah keluarga. Bayi yang masih merah itu terasa seperti pemberian Yang Maha Kuasa kepada keluarga mereka.

Waktu terus berjalan. Selang kira-kira usia dua tahun, karena merasa ada yang janggal dengan kemampuan berbicara dan reaksi pendengarannya yang sangat lambat, kedua orangtua itu membawa anaknya ke rumah sakit. Kecurigaan mereka pun terjawab, anak tersebut memang cacat sejak lahir, yaitu bisu tuli. Walaupun sempat terpukul sesaat, namun perasaan sayang yang telah terpupuk selama ini, membuat mereka memutuskan untuk tetap memelihara dan membesarkan si kecil yang sedang lucu-lucunya.
Tahun pun dengan cepat berganti. Walaupun cacat, si gadis kecil adalah anak yang cerdas dan mendapat pendidikan yang baik di sekolah luarbiasa hingga mampu lulus SMA. Setelah lulus, melalui tes dia diterima masuk untuk bidang seni di perguruan tinggi kota besar.
Perasaan gembira dan sedih pun silih berganti. Gembira karena diterimanya si anak ke universitas terkenal, sedih harus berpisah jauh dan dibutuhkan biaya yang besar untuk itu.
Demi mewujudkan impian anaknya, kedua orangtua itu bertekad untuk berhemat dan bekerja mati-matian. Sejak saat itu, si ayah bekerja sangat keras, hampir setiap hari pulang ke rumah hingga larut malam.
Namun...hidup memang sering tidak sesuai dengan rencana manusia. Di saat kuliah memasuki tahun ke-2, suatu malam si ayah pergi dan tidak pernah kembali. Taksi yang dikendarainya bertabrakan dan nyawanya tidak terselamatkan.
Si anak tahu, betapa berat beban biaya yang harus dipikul ibunya dan dia memutuskan untuk berhenti kuliah, pulang dan bekerja serta menemani ibunya di rumah.
Mengetahui itu, si ibu sangat tersentuh dengan pengertian anaknya. Tetapi, ia menegaskan,
"Ibu tahu kesedihanmu, Nak. Ibu juga sangat kehilangan ayahmu. Tetapi kamu tidak boleh berhenti kuliah. Belajarlah yang benar! Selesaikan kuliahmu secepatnya dan ibu tunggu kepulanganmu dengan ijazah di tangan. Dan setiap bulan, ibu akan berusaha mengirimkan uang untuk biaya mu di sana. Ingat, jangan berpikir pulang sebelum kuliahmu selesai. Jika kamu gagal, ibu dan ayahmu di alam sana pasti kecewa karena kerja keras dan pengorbanan kami selama ini akan sia-sia."
Waktu terus berjalan. Selesai wisuda, dengan bangga dan kegembiraan yang meluap serta kerinduan yang sangat, si anak segera pulang ke desanya.
Setiba di rumah, dia mengetuk berulangkali pintu rumahnya yang tertutup rapat. Dan sungguh tidak pernah diduga sama sekali, pertemuan dengan tetangganya ternyata membuat hatinya lumpuh seketika.
"Nak, ibumu setahun lalu telah meningal dunia. Maafkan kami tidak memberitahu karena ibumu meminta kami bersumpah untuk merahasiakannya. Semua sisa uang tabungan ibumu dititipkan ke kami untuk dikirimkan kepadamu setiap bulan dan dia pun meminta kami membalaskan surat-suratmu. Masih ada satu rahasia besar yang sebenarnya ayah ibumu sembunyikan darimu. Bahwa kamu sesungguhnya bukan anak kandung mereka. Walaupun kamu cacat dari bayi, mereka tidak peduli. Mereka tetap menyayangimu melebihi anak kandung sendiri."
Mendengar semua cerita tentang dirinya, duka yang mendalam tidak mampu diwujudkan dalam teriakan histeris. Hanya derasnya airmata yang mengalir tak terbendung.
Di depan makam kedua orangtuanya, sambil bersimbah air mata, si gadis bersujud dan mendoakan kebahagiaan orangtuanya.
Dan, demi mengenang dan mencurahkan rasa syukur yang besar atas kasih sayang dan pengorbanan kedua orangtuanya, lahirlah sebuah puisi yang sangat menyentuh, berjudul "Gan En De Xin" (Hati yang Penuh Syukur).

Monday, September 6, 2010

Kebajikan orang tua terhadap anak menurut agama Buddha

Ayah Dan Ibu adalah dua Buddha yang hidup dalam keluarga. Sutra ini adalah sutra tentang kebaikan hati orang tua dan bagaimana sulitnya untuk membalas budi baik mereka.

Demikianlah yang aku dengar, suatu ketika Hyang Buddha berdiam di Shravasti, di Hutan Jeta, bersama-sama dengan sekumpulan bhiksu-bhiksu besar, yang seluruhnya berjumlah 1250, dan para Bodhisattva, yang semuanya berjumlah 38.000.

Pada saat itu, Sang Bhagava memimpin kumpulan besar tersebut dalam perjalanan menuju selatan.

 Tiba-tiba rombongan Hyang Buddha menjumpai seonggok tulang manusia disamping jalan. Hyang Bhagava berpaling menghadapinya, dan bersikap Anjali dengan penuh hormat. Guru Buddha lalu menghampiri sekumpulan tulang tersebut, seraya bersujud dan memberi hormat. Ananda dan anggota rombongan lainnya tidak mengerti mengapa Guru Buddha bertindak demikian.

Ananda dengan bersikap Anjali kemudian bertanya kepada Sang Bhagava, "Tathagata adalah Guru Agung dari Tri Loka dan bapak yang terkasih dari makhluk-makhluk yang berasal dari Empat Jenis Kelahiran. Beliau dihormati dan dicintai seluruh umat. Apakah sebabnya kini beliau menghormati seonggok tulang-tulang kering?" Buddha lalu menjawab kepada Ananda, "Meskipun Kalian adalah siswa-siswaku yang utama dan telah lama menjadi anggota Sangha, namun pengertian kalian belum cukup. Onggokan tulang ini mungkin adalah milik para leluhurku pada kehidupan yang lalu. Bagaimana mungkin manusia tidak menghormati orang tuanya, karena itulah Aku bersujud dan menghormat".

Sang Buddha menerangkan lebih lanjut  kepada Ananda, "Tulang-tulang yang kita lihat ini dapatlah dibagi menjadi dua kelompok. Yang satu adalah tulang-tulang Pria, yang berat dan putih warnanya. Kelompok yang lain adalah tulang-tulang Wanita, yang ringan dan warnanya hitam." Ananda lalu berkata, "Duhai Sang Bhagava, saat  masih hidup didunia para pria menghiasi badan mereka dengan jubah, pengikat pinggang, sepatu, topi dan pakaian-pakaian indah lainnya untuk menunjukkan bahwa mereka adalah pria perkasa. Ketika masih hidup para wanita, mereka mengenakan kosmetik, minyak wangi, bedak dan wangi-wangian yang menarik untuk menghiasi tubuh mereka, sehingga dengan jelas menampakkan kewanitaannya.

Namun tatkala para pria dan wanita itu meninggal, semua yang tertinggal adalah tulang-tulang. Bagaimana seseorang dapat membedakan nya? Mohon ajarilah kami Guru, bagaimana cara membedakannya?" Buddha menerangkan, ”Semasa hidup didunia ada pria yang rajin memasuki Vihara, mendengarkan penjelasan tentang Sutra dan Vinaya, menghormati Tri Ratna. Karena kebajikannya luar biasa, tatkala mereka meninggal tulang-tulangnya menjadi berat dan putih warnanya.

Wanita pada umumnya kurang bijaksana   dan terbawa emosi. Mereka melahirkan   dan membesarkan anak-anak, sebagai    suatu kewajiban. Setiap anak meminum 1200 galon susu ibunya. Ibu menjadi   letih dan menderita, dan karenanya tulang-tulang mereka berubah menjadi hitam & ringan ketika mereka meninggal."  Ketika Ananda mendengar kata-kata ini, dia merasakan kepedihan dalam hatinya, karena seolah-olah telah tertusuk pedang dan karenanya ia diam-diam menangis. Dia mengatakan kepada Sang Bhagava, "Bagaimanakah caranya seseorang dapat membalas kasih dan kebaikan ibunya?"

Sang Buddha mengatakan kepada Ananda, "Dengarkanlah baik-baik, Aku akan jelaskan hal ini kepadamu dengan terperinci. Janin tumbuh dalam kandungan selama sepuluh bulan perhitungan Candra Sengkala. Alangkah menderitanya ibu selama janin berada disitu! Pada bulan pertama kehamilan, hidup janin tidaklah menentu seperti titik embun pada daun yang kemungkinan tidak akan bertahan dari pagi hingga sore, tetapi akan menguap pada tengah hari!" "Pada bulan kedua, janin menjadi kental seperti susu kental.

Pada bulan ketiga, ia seperti darah yang mengental. Hingga pada bulan keempat, janin mulai berwujud sedikit seperti manusia. Selama bulan kelima dalam kandungan, kelima anggota badan anak (dua kaki,  dua tangan, dan kepala) mulai terbentuk. Pada bulan keenam kehamilan, anak mulai mengembangkan inti ke enam alat indera nya yaitu mata, telinga, hidung, lidah, badan dan pikiran.

Selama bulan ketujuh, ketiga ratus enam puluh tulang-tulang dan persendian terbentuk, dan kedelapan puluh empat ribu pori-pori rambut juga telah sempurna. Dalam bulan kedelapan kehamilan, kecerdasan dan kesembilan lubang terbentuk. Pada bulan kesembilan, janin suka meng-gerakkan tangan dan kakinya membuat ibu tidak nyaman dan kehilangan selera makan. Janin telah belajar menyerap berbagai zat makanan. misalnya janin dapat menyerap sari buah-buahan, akar tanaman tertentu, dan kelima macam padi-padian."

Selama kehamilan, pembekuan darah ibu dari organ-organ dalamnya membentuk zat tunggal yang menjadi makanan anak. Selama bulan ke sepuluh kehamilan, badan janin disempurnakan dan siap untuk dilahirkan. Setelah sepuluh bulan merasakan kesusahan, darah ibu akan mengalir deras seperti sungai agar janin bisa lahir dengan sempurna. Bila janin ini kelak akan menjadi anak yang ber-bakti, dia akan lahir dengan telapak tangan disatukan sebagai hormat dan kelahiran itu akan aman dan baik. Ibunya tidak akan terluka oleh kelahirannya dan tidak akan membawa derita kesakitan bagi sang Ibu.

Tetapi, bila anak tersebut akan menjadi pembangkang maka ia akan merusak dan melukai kandungan ibunya, membuatnya sangat menderita Saat melahirkan Ibu akan merasa seperti di sayat seribu pisau atau seperti ribuan pedang yang menikam jantungnya, mengoyak hati dan jantung, menyangkut ditulang ibunya. Itulah ke-sakitan yang dialami saat kelahiran anak yang nakal dan pembangkang. Sebagai seorang anak, kita tidak boleh melupa-kan penderitaan orang tua, dalam merawat dan membesarkan kita. Jika kita lupa, kita bahkan lebih kejam dan jahat dari binatang buas.Untuk menambah bakti kita dan lebih jelasnya, kita harus mengerti ada 10 jenis kebajikan yang diperbuat oleh seorang ibu kepada anaknya :


Kebaikan Pertama ialah kebaikan didalam mem berikan perlindungan dan penjagaan selama anak dalam kandungan. Kebaikan Kedua adalah kebaikan dalam menanggung penderitaan selama kelahiran. "Kebaikan pertama: Menyediakan makanan dan per-lindungan. Sungguh sulit terlahir sebagai manusia bagi kelahiran-kelahiran kita yang tak terhitung jumlahnya." "Tidak mudah bisa berada di dalam kandungan ibu, dibutuhkan hubungan karma dengan orang tua." "Dengan berlalunya bulan, kelima organ penting berkembang. Dalam waktu tujuh minggu, keenam alat indera mulai tumbuh, dan ter-bentuk." "Saat janin mulai tumbuh, beban ibu semakin berat dan badannya pun menjadi seberat gunung."


Diam atau gerakan-gerakan janin adalah laksana gempa bumi & bencana angin ribut, baju-baju ibu yang cantik tidak dapat dipakai dengan baik lagi, dan begitu juga cerminnya pun berdebu karena hanya memikirkan bayinya, ibu tidak sempat dan terlalu letih untuk berdandan. Kebaikan kedua: "Kehamilan berlangsung selama sepuluh bulan. Masa kehamilan semakin lama semakin tidak menyenangkan." "Saat kelahiran semakin dekat, kesusahan dan kesulitan ibu semakin berat." Setiap pagi ibu merasa sangat sakit, sepanjang hari terasa mengantuk dan lamban. Ketakutannya dan ke-gelisahannya sukar dilukiskan.


Dengan khawatir ibu memberitahu keluarganya, bahwa dia hanya takut maut akan menimpa bayi atau dirinya. Kebaikan Ketiga adalah kebaikan untuk melupa kan semua kesakitan begitu anak telah dilahirkan. Saat bersalin, kelima organ semua terbuka lebar, Membuat tubuh  dan pikiran Ibu sangat letih. Darah mengalir laksana seekor domba yang disembelih, hingga ibu pingsan beberapa kali. Tetapi ketika mendengar bahwa anaknya terlahir sehat, dia dipenuhi dengan kegembiraan yang me limpah, tetapi sesudah kegembiraan, rasa sakit kembali mengaduk-ngaduk bagian dalam tubuhnya.


Kebaikan Keempat adalah kebaikan dari me-makan bagian yang pahit bagi dirinya dan menyimpan yang manis bagi anak. Kebaikan kedua orangtua sangat besar dan dalam, penjagaan dan pengabdiannya tidak pernah ber henti, tidak pernah beristirahat, ibu senantiasa menyimpan yang manis untuk anak, dan tanpa mengeluh menelan yang pahit bagi dirinya. cintanya amat besar dan emosinya sukar ter tahankan, kebaikannya adalah mendalam dan begitu juga kasihnya, hanya menginginkan anak mendapat cukup makanan, ibu yang kasih tidak membicarakan kelaparannya sendiri. Asal anaknya bahagia, orang tua rela kedinginan dan menahan lapar. Cinta kasih dan kasih sayang mereka tidak terlukiskan.


Yang Kelima adalah kebaikan untuk memindah kan anak ke tempat yang kering dan dirinya sendiri berbaring di tempat yang basah. Ibu rela basah agar anaknya dapat berada di tempat yang kering. Ibu senantiasa melindungi anak dengan lengan nya dari angin dan dingin. Dalam kebaikannya, kepala ibu jarang lega di atas bantal, dan bahkan dia melakukannya dengan gembira selama anak dapat merasa senang, Ibu yang baik tidak mencari penghiburan bagi dirinya sendiri.

Kebaikan Keenam adalah menyusui anaknya pada payudaranya dan memberinya makan serta memelihara serta membesarkan anak. Dengan kedua payudaranya dia memuaskan rasa lapar dan haus sang anak, selama 3 tahun ibu menghidupi anaknya dengan air susu, yang se-benarnya adalah darahnya sendiri. Ibu yang baik adalah bagai kan bumi yang besar, Ayah yang tegar laksana langit yang mengasihi, yang satu melindungi dari atas, yang lainnya menunjang dari bawah,

Kebajikan semua orang-tua adalah se-demikian rupa sehingga mereka tidak membenci atau marah terhadap anaknya meskipun mereka terlahir jelek. Mereka juga tidak kecewa dan tetap menyukainya, sekalipun anak terlahir cacat. Setelah ibu mengandung dan melahirkan anaknya, ayah dan ibu bersama-sama merawat, membesarkan dan melindungi anaknya sampai akhir hayatnya. Sungguh luar biasa cinta kasih orang tua terhadap anaknya.


Kebaikan yang Ketujuh adalah rela  membersihkan kotoran anaknya. Pada mulanya ibu cantik dan memiliki tubuh yang indah, semangatnya kuat dan bergelora, alis matanya seperti daun willow yang segar, dan  kulitnya bersinar.Tetapi karena kebaikan ibu yang begitu men-dalam sehingga ia melupakan dan melepaskan kecantikannya. Sekalipun merawat dan mencuci anaknya, yang dapat membuat dirinya kotor dan merusak badannya. Ibu yang baik bertindak hanya demi untuk kepentingan putra-putrinya. Dan dengan rela menerima kecantikannya yang memudar.


Kebajikan yang Kedelapan adalah kebaikan dari selalu memikirkan anak bila dia berjalan jauh. Kematian dari orang yang dicintai sukar terlukiskan penderitaannya. Tetapi berpisah dari yang dikasihi juga sangat menyakitkan. Bila anak berjalan jauh, ibu merasa khawatir dikampungnya, dari pagi hingga malam, hatinya selalu bersama anaknya, sentiasa bersembahyang berharap anaknya selamat dan sukses agar dapat cepat pulang dan berkumpul kembali. Orang tua menunggu berita siang dan malam. Dan air mata jatuh berderai dari matanya, seperti monyet yang menangis diam diam, Sedikit demi sedikit hatinya hancur. Ketika tiada berita kunjung tiba. Demikian dalamnya cinta seorang ibu kepada anaknya.

Kebaikan Kesembilan adalah Kasih Sayang yang dalam berupa Pengabdian dan Perhatian orang tua terhadap anaknya. Sungguh sulit untuk dibalas. Mereka rela menderita demi kepentingan anaknya. Alangkah besarnya kebaikan orang tua dan gejolak emosinya! Ketika tahu atau mendengar  anaknya susah, Orang tua akan ikut bersusah hati. Bila anaknya bekerja berat, orang tua pun merasa tidak tenang. Bila mereka mendengar bahwa anak berjalan jauh, mereka khawatir bahwa pada waktu malam sang anak berbaring ke-dinginan. Bahkan sakit se bentar yang diderita putra atau putrinya, akan me-nyebabkan orang tua lama bersusah hati.


Yang Kesepuluh adalah kebaikan dari rasa kasihan yang dalam dan simpati dari Orang tua terhadap anaknya.Cinta kasih dan kasih sayang orang tua adalah besar dan penting. Perhatiannya yang lemah lembut tidak pernah berhenti, seperti cahaya abadi dari Bulan dan matahari yang menyinari seluruh dunia, tidak pernah akan sirna. Sejak bangun pagi, yang dipikirkan mereka adalah anaknya. Apakah anak-anak dekat atau jauh, orang tua selalu memikirkan mereka. Sekalipun seorang ibu hidup untuk seratus tahun. dia akan selalu mengkhawatirkan anaknya yang berumur delapan puluh tahun. Inginkah anda mengetahui "Kapan" kebaikan dan cinta yang demikian itu berakhir ? Ia bahkan tidak berkurang hingga akhir hidupnya. Meski menjadi hantu sekalipun, mereka masih terikat kepada anaknya. Mereka tidak bisa melepaskan keterikatan itu.

Sang Buddha berkata kepada Ananda "Bila Aku merenung tentang makhluk-makhluk hidup, Aku melihat bahwa sekalipun sebagian dari mereka terberkahi dilahirkan sebagai manusia, tetapi mereka bodoh dan dungu dalam pikiran-pikiran dan tindakan-tindakan mereka. mereka tidak mempertimbangkan kebaikan dan kebajikan orang tua mereka. mereka tidak menghormati dan melupakan kebaikan dan apa yang benar. mereka kurang manusiawi dan kurang berbakti atau patuh pada orang tua.Mereka tidak menyadari kebaikan orang tua yang sangat luar biasa. Alangkah sedihnya bila acap kali anak justru tidak meng-hormati orang tua mereka. Bahkan mereka dengan mudah nya melupakan kebaikan orang tua mereka. Mereka sungguh anak-anak yang tidak berbakti dan berbudi.


Kebajikan dari orang tua sungguh tulus, luas dan tidak terbatas. Bila seseorang berbuat kesalahan karena tidak berbakti, sungguh sulit untuk membayar kembali kebaikan itu !" Setelah mendengar uraian Guru Buddha tentang betapa dalamnya kebaikan  orang tua, banyak yang menjatuhkan  diri mereka ke tanah dan bersujud  dalam kesedihan. Sebagian pingsan, yang lain menghentakkan kakinya ketanah. Bahkan ada yang ber   darah karena terluka dan sedih. Dengan suara lantang mereka meratap : "Sungguh menderitanya! Alangkah sakitnya! Betapa menyakitkan! Anak yang telah menyakiti hati orang tuanya."


"Kami semua bersalah. Kami semua seperti penjahat yang tidak pernah sadar yang hidup bermabuk mabukan. Kami tidak sadar betapa dalamnya kelalaian kami." "Seperti mereka yang berjalan di malam yang gelap. Kami baru sekarang menyadari kesalahan-kesalahan kami dan hati kami tercabik-cabik. Dengan mendengarkan uraian Hyang Buddha kami terbangun dari alam mimpi yang panjang." "Kami hanya berharap Tathagata mengasihi   dan menyelamatkan kami. Mohon ajarilah  bagaimana membalas atau mengembalikan ke baikan yang mendalam dari kedua orang tua kami."


Pada waktu itu Tathagata memakai delapan macam suara yang sangat dalam dan bersih, seraya berkata kepada kumpulan besar itu, "Kalian semua harus mengerti dan mengetahui ini, sekarang akan Ku jelaskan beberapa segi dari hal ini." "Bila seseorang memikul ayahnya dengan bahu kirinya dan ibunya dengan bahu kanannya dan oleh karena beratnya menembus tulang sumsumnya sehingga tulang-tulangnya hancur menjadi debu karena beban berat mereka, dan anak tersebut mengelilingi Puncak Semeru selama seratus ribu kalpa lamanya, sehingga darah yang mengucur membasahi pergelangan kakinya, anak tersebut belum dapat membalas kebaikan yang mendalam dari orang tuanya."

"Bila seorang anak selama waktu satu  kalpa yang penuh dengan kesukaran dan kelaparan, memotong sebagian dari daging badannya demi memberi makan kedua  orang tuanya dan ini diperbuatnya sebanyak debu yang dilalui dalam per-jalanan ratusan ribu kalpa, anak tersebut belum dapat membalas kebaikan yang dalam dari orang tuanya." "Bila ada seorang anak yang demi orang tuanya, mengambil sebuah pisau yang tajam dan mencungkil kedua belah matanya dan mempersembahkannya kepada Tathagata, dan terus dilakukannya hingga beratus-ratus ribu kalpa, anak tersebut masih tetap belum dapat membalas kebaikan yang mendalam dari orang tuanya".


"Bila seorang anak demi ayah dan ibunya mengambil sebuah pisau tajam dan mengeluarkan jantung dan hatinya sehingga darah mengucur dan menutupi tanah dan ini ia lakukan dalam beratus ribu kalpa, tiada sekalipun mengeluh tentang kesakitannya, anak tersebut tetap belum dapat membalas kebaikan yang besar dari orang tuanya". "Bila seorang anak yang demi orang tua-nya menelan butiran-butiran besi yang mencair dan berbuat demikian hingga beratus ribu kalpa, orang itu tetap belum dapat membalas kebaikan yang mendalam dari orang tuanya".


"Bila seorang anak demi orangtuanya, menghancur kan tulang-tulangnya sendiri sampai ke sumsum dan melakukannya hingga beratus ribu kalpa, anak tersebut tetap belum dapat membalas kebaikan yang besar dari orang tuanya". "Jika seorang anak demi orangtuanya, menahan ratusan ribu pisau dan panah pada tubuhnya, dan hal ini dilakukannya hingga beratus ribu kalpa, anak tersebut tetap belum dapat membalas budi baik yang besar dari orang tuanya"."Bila ada seorang anak yang demi orang tuanya, dalam keadaan terbakar mempersembahkan tubuhnya kepada Buddha, dan melakukannya selama ratusan ribu kalpa, anak tersebut masih tetap belum dapat membalas jasa kebajikan dari orang tuanya".


Ketika itu, setelah mendengar penjelasan Buddha tentang kebajikan orang tua, setiap orang dalam kumpulan besar itu menangis dan merasakan kepedihan dalam hatinya. Mereka merenungkannya dan segera merasa malu dan berkata kepada Sang Bhagava, "Oh, Sang Bhagava, bagaimana kami dapat membalas kebaikan yang dalam dari orang tua kami?" Hyang Buddha menjawab, "Wahai siswa siswaku, jika kalian ingin membalas jasa kebajikan budi baik dari kedua orang tua..."

"Demi mereka tulis dan perbanyaklah Sutra ini, sebarluaskan demi kebajikan semua mahluk serta kumandangkanlah Sutra ini. Segeralah bertobat atas pelanggaran-pelanggaran dan kesalahan-kesalahan. Atas nama orang tua kalian, berikanlah persembahan kepada Buddha, Dharma, Sangha." Demi orang tua, patuhlah kepada perintah dan hanya memakan makanan suci dan bersih. Tumbuh kembangkan kebajikan dari praktek berdana. Inilah kekuatan yang diperoleh, semua Buddha akan selalu melindungi orang yang demikian itu dan dapat dengan segera menyebabkan orang-orang tua mereka lahir kembali di surga, untuk menikmati segala kebahagiaan dan meninggalkan penderitaan-penderitaan neraka.


Pada saat, Ananda dan lain-lainya dalam kumpulan besar "Asura, Garuda, Kinnara,  Manusia, Bukan Manusia, dan lain-lainnya, demikian juga Dewa, Naga, Yaksha, Gandarwa, raja-raja bijaksana yang memutar roda, dan semua raja-raja yang lebih kecil, merasakan semua bulu pada badan mereka berdiri setelah mendengarkan apa yang disabda Hyang Buddha. Masing-masing dari mereka bertekad dan berkata, "Kami semua mulai sekarang sampai perwujudan akhir dari masa mendatang, akan lebih suka badan kami dilumatkan menjadi abu untuk beratus ribu kalpa daripada melanggar ajaran bijaksana dari Tathagata."Kami lebih suka lidah kami dicabut, sehingga akan memanjang sepanjang satu Yojana penuh, dan untuk selama seratus ribu kalpa sebuah luku besi ditarik diatasnya, daripada melanggar ajaran-ajaran bijaksana dari Tathagata."


"Kami lebih suka roda dengan seratus ribu pisau menggelinding dengan bebas diatas badan kami, Kami lebih suka badan kami diikat dengan jaring besi selama seratus ribu kalpa, daripada melanggar ajaran-ajaran bijaksana dari Tathagata." "Kami lebih suka badan kami dicincang, dipotong, dirusak dan dipahat menjadi sepuluh juta potong sehingga kulit, daging, persendian dan tulang-tulang kami betul-betul hancur, dari pada melanggar ajaran-ajaran bijaksana dari Tathagata."


Ketika itu, Ananda dengan agung dan perasaan damai, bangkit dari tempat duduknya dan bertanya kepada Hyang Buddha, "Bhagava, apakah nama Sutra ini bila kami ingin menjalankan dan menjaganya?" Buddha bersabda kepada Ananda, "Sutra ini disebut SUTRA KEBAIKAN DAN KASIH YANG MENDALAM DARI ORANG TUA DAN KESULITAN UNTUK MEMBALASNYA. Pakailah nama ini bila engkau INGIN mengikuti dan menjaganya". Pada saat itu, kumpulan besar, Dewa, Asura, Manusia, dan lain-lainnya, mendengar apa yang telah diuraikan oleh Hyang Buddha, mereka sangat gembira. Mereka mempercayainya, menerimanya, dan menyesuaikannya dengan tingkah laku mereka dan kemudian menunduk hormat dan berlalu.


Ada dua Buddha di setiap keluarga.

Tetapi sungguh sayang, tidak banyak yang mengerti hal ini.
Mereka tidak perlu dipuja dengan emas dan sebagainya, atau diukir dengan cendana.
Perhatikanlah ayah dan ibu, mereka adalah Sakyamuni dan Maitreya.
Jika sanggup memberikan persembahan kepada mereka,
Kebajikan yang lain tidaklah berarti.

Jasa ini saya limpahkan kepada kedua orang tua saya.

Semoga semua makhluk hidup dapat hidup berbahagia...(Sabbe Satta Bhavantu Sukhitata. Sadhu...Sadhu...Sadhu...)

Sumber : mitosmedan.com


Wednesday, July 21, 2010

Cara membuka web yang diblok dengan proxy

Pernah ga anda merasa jengkel ketika anda ingin membuka suatu website di kantor, sekolah, warnet dll tetapi anda tidak mengakses website tersebut.

Nah disini saya akan membahas bagaimana cara agar anda dapat mengakses website yang anda inginkan yang diblok.
1. Pertama buka website http://www.xroxy.com dan pilih list proxy dan pilih salah satu ip tersebut
2. Masukkan IP yang tadi kamu pilih ke firefox => Tools => Options => Pilih tab advance => network => pilih settings => manually proxy configuration
3. Masukkan IP dan port dan check list use this proxy server for all protocols dan OK

Kemudian buka web yang ingin anda akses dan Eng...Ing...Eng... Selamat anda berhasil!!!

Selamat mencoba...^^

Tuesday, July 6, 2010

Cerita cinta anak terhadap ibunya

Dua puluh tahun yang lalu saya melahirkan seorang anak laki-laki,
wajahnya lumayan tampan namun terlihat agak bodoh. Sam, suamiku,
memberinya nama Eric. Semakin lama semakin nampak jelas bahwa anak ini
memang agak terbelakang. Saya berniat memberikannya kepada orang lain
saja.
Namun Sam mencegah niat buruk itu. Akhirnya terpaksa saya
membesarkannya juga. Di tahun kedua setelah Eric dilahirkan saya pun
melahirkan kembali seorang anak perempuan yang cantik mungil. Saya
menamainya Angelica. Saya sangat menyayangi Angelica, demikian juga
Sam. Seringkali kami mengajaknya pergi ke taman hiburan dan
membelikannya pakaian anak-anak yang indah-indah.

Namun tidak demikian halnya dengan Eric. Ia hanya memiliki beberapa
stel pakaian butut. Sam berniat membelikannya, namun saya selalu
melarangnya dengan dalih penghematan uang keluarga. Sam selalu
menuruti perkataan saya. Saat usia Angelica 2 tahun, Sam meninggal
dunia. Eric sudah berumur 4 tahun kala itu. Keluarga kami menjadi
semakin miskin dengan hutang yang semakin menumpuk. Akhirnya saya
mengambil tindakan yang akan membuat saya menyesal seumur hidup. Saya
pergi meninggalkan kampung kelahiran saya beserta Angelica. Eric yang
sedang tertidur lelap saya tinggalkan begitu saja. Kemudian saya
tinggal di sebuah gubuk setelah rumah kami laku terjual untuk membayar
hutang. Setahun, 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun.. telah berlalu sejak
kejadian itu.
Saya telah menikah kembali dengan Brad, seorang pria dewasa. Usia
Pernikahan kami telah menginjak tahun kelima. Berkat Brad, sifat-sifat
buruk saya yang semula pemarah, egois, dan tinggi hati, berubah
sedikit demi sedikit menjadi lebih sabar dan penyayang. Angelica telah
berumur 12 tahun dan kami menyekolahkan dia di asrama putri sekolah
perawatan. Tidak ada lagi yang ingat tentang Eric dan tidak ada lagi
yang mengingatnya.

Tiba-tiba terlintas kembali kisah ironis yang terjadi dulu seperti
sebuah film yang diputar dikepala saya. Baru sekarang saya menyadari
betapa jahatnya perbuatan saya dulu.tiba-tiba bayangan Eric melintas
kembali di pikiran saya. Ya Eric, Mommy akan menjemputmu Eric. Sore
itu saya memarkir mobil biru saya di samping sebuah gubuk, dan Brad
dengan pandangan heran menatap saya dari samping. “Mary, apa yang
sebenarnya terjadi?”
“Oh, Brad, kau pasti akan membenciku setelah saya menceritakan hal
yang telah saya lakukan dulu.” aku menceritakannya juga dengan
terisak-isak. Ternyata Tuhan sungguh baik kepada saya. Ia telah
memberikan suami yang begitu baik dan penuh pengertian. Setelah tangis
saya reda, saya keluar dari mobil diikuti oleh Brad dari belakang.
Mata saya menatap lekat pada gubuk yang terbentang dua meter dari
hadapan saya. Saya mulai teringat betapa gubuk itu pernah saya
tinggali beberapa bulan lamanya dan Eric.. Eric…
Namun saya tidak menemukan siapapun juga di dalamnya. Hanya ada
sepotong kain butut tergeletak di lantai tanah. Saya mengambil seraya
mengamatinya dengan seksama… Mata mulai berkaca-kaca, saya mengenali
potongan kain tersebut sebagai bekas baju butut yang dulu dikenakan
Eric sehari-harinya. Saya sempat kaget sebab suasana saat itu gelap
sekali. Kemudian terlihatlah wajah orang itu yang demikian kotor.
Ternyata ia seorang wanita tua. Kembali saya tersentak kaget manakala
ia tiba-tiba menegur saya dengan suaranya yang parau.
“Heii…! Siapa kamu?! Mau apa kau kemari?!”
Dengan memberanikan diri, saya pun bertanya, “Ibu, apa ibu kenal
dengan seorang anak bernama Eric yang dulu tinggal di sini?”
Ia menjawab, “Kalau kamu ibunya, kamu sungguh tega, Tahukah kamu, 10
tahun yang lalu sejak kamu meninggalkannya di sini, Eric terus
menunggu ibunya dan memanggil, ‘Mommy…, mommy!’ Karena tidak tega,
saya terkadang memberinya makan dan mengajaknya tinggal Bersama saya.
Walaupun saya orang miskin dan hanya bekerja sebagai pemulung sampah,
namun saya tidak akan meninggalkan anak saya seperti itu! Tiga bulan
yang lalu Eric meninggalkan secarik kertas ini. Ia belajar menulis
setiap hari selama bertahun-tahun hanya untuk menulis ini untukmu…”
Saya pun membaca tulisan di kertas itu…
“Mommy, mengapa Mommy tidak pernah kembali lagi…? Mommy marah sama
Eric, ya? Mom, biarlah Eric yang pergi saja, tapi Mommy harus berjanji
kalau Mommy tidak akan marah lagi sama Eric. Bye, Mom…”
Saya menjerit histeris membaca surat itu. “Bu, tolong katakan…
katakan di mana ia sekarang? Saya berjanji akan meyayanginya sekarang!
Saya tidak akan meninggalkannya lagi, Bu! Tolong katakan..!!”
Brad memeluk tubuh saya yang bergetar keras.
“Nyonya, semua sudah terlambat. Sehari sebelum nyonya datang, Eric
telah meninggal dunia. Ia meninggal di belakang gubuk ini. Tubuhnya
sangat kurus, ia sangat lemah. Hanya demi menunggumu ia rela bertahan
di belakang gubuk ini tanpa ia berani masuk ke dalamnya. Ia takut
apabila Mommy-nya datang, Mommy-nya akan pergi lagi bila melihatnya
ada di dalam sana… Ia hanya berharap dapat melihat Mommy-nya dari
belakang gubuk ini… Meskipun hujan deras, dengan kondisinya yang
lemah ia terus bersikeras menunggu Nyonya di sana.”

Percaya Anda Bisa!!!

Ingatlah ketika Anda masih kecil, dan mencoba belajar berjalan.  saya yakin anda mengalami seperti ini:
Pertama Anda harus belajar untuk berdiri: sebuah proses yang melibatkan seluruh tubuh, jatuh lalu kembali berdiri. Anda kadang tertawa serta tersenyum, tapi dilain waktu anda menangis dan meringis karena sakit. Entah, seperti ada tekad dan keyakinan dalam diri Anda bahwa Anda akan berhasil, apa pun dan bagaimanapun. Anda punya motivasi dalam diri Anda

Setelah banyak berlatih akhirnya Anda mengerti bagaimana keseimbangan diri Anda, sebuah persyaratan untuk kejenjang berikutnya. Anda menikmatinya dan seolah-olah punya kekuatan baru, punya motivasi baru. Anda akan berdiri dimana Anda suka – di tempat Anda, di sofa, di pangkuan ibu Anda, Bapak anda, atau pun seseorang. Itu adalah waktu yang menggembirakan – Anda melakukannya! Anda dapat mengontrol diri Anda. Anda tersenyum dan tertawa lucu, puas akan keberhasilan Anda.  Sekarang – langkah berikutnya – berjalan. Anda melihat orang lain melakukannya – ini keliatannya tidak terlalu sulit – hanya memindahkan kaki Anda saat Anda berdiri, kan?
Salah – ternyata lebih kompleks daripada yang Anda bayangkan. Anda berurusan dengan rasa frustasi. Tapi Anda terus mencoba, mencoba lagi dan mencoba lagi dan lagi sampai Anda tahu bagaimana berjalan. Anda selalu ingin kedua tangan anda diberi pegangan saat berjalan.

Jika orang melihat Anda berjalan, mereka akan bertepuk tangan, mereka tertawa, mereka akan memberi semangat, “Ya Tuhan, lihatlah apa yang dia lakukan”. “Oh anakku sudah bisa berdiri”. “pandainya anakku, pintarnya anakku” dan lain-lain. Dorongan ini memicu Anda; dorongan itu menambah rasa percaya diri Anda. Dorongan itu memotivasi Anda
Namun meski begitu, Andapun mencoba berjalan saat tak ada yang melihat Anda, saat tak ada yang bersorak-sorai? Setiap peluang ada, Anda berlatih untuk berjalan.  Anda tidak bisa menunggu seseorang untuk memotivasi Anda untuk mengambil langkah-langkah berikutnya. Anda belajar bagaimana untuk memotivasi diri sendiri.
Jika kita bisa mengingat hal ini tentang diri kita di hari ini.
Ingat bahwa kita bisa melakukan apapun yang kita pikiran. Kita mampu mengatur jika kita mau dan bersedia melewati proses, seperti ketika kita belajar berdiri, seperti ketika kita belajar berjalan. Kita tidak perlu menunggu orang lain untuk memotivasi kita, kita perlu memotivasi diri kita sendiri.
Jika Anda sudah lupa bagaimana melakukan hal ini, atau merasa seperti beku, kaku dan gamang. Maka Anda membutuhkan motivasi, ambillah kembali perjalanan singkat dalam hidup Anda yang telah lewat – Lihatlah prestasi Anda, tidak peduli prestasi besar atau prestasi kecil – atau saat-saat dimana Anda bertemu dengan tantangan dan menemukan cara untuk berhasil. Ulanglah keberhasilan itu saat ini, saat anda menghadapi permasalahan yang sedang anda hadapi.

Fokus pada semua hal yang Anda pikir Anda tidak bisa lakukan, kemudian lakukanlah. Lihatlah buah hati anda. Mereka tidak pernah menyerah. Dan mereka yakin serta percaya terhadap anda, bahwa anda mampu dan bisa.  Mereka percaya di dalam semua kehidupan Anda!
Sekarang Anda harus percaya pada diri Anda! Yakinkan pada hati Anda Bahwa Anda pasti bisa.
“Ingat, hari ini adalah hari terbaik dalam hidup Anda, milikilah masa depan yang indah, dengan membuat perubahan hari ini!

Friday, March 26, 2010

Donate and Pray for Velisia Catherina Sutanto

In Feb 2010, Velisia, 7 years old (The daughter of Mr. Sutanto Alumni of SMA Husni Thamrin, 1984; UMI 1990; a teacher at Methodist 2 Medan) was diagnosed with ALL LEUKEMIA. She was a very cheerful, energetic girl and she always smile. The diagnose changed her whole world. At this moment she is under the treatment of Dr Leong Kin Wah from Gleneagle Medical Center, Penang and under isolation.
Yesterday, 15 March 2010 marked her first day of Chemotherapy. She has to take lots of medicines, blood test, injections and go through a lot of needle pains. The fight against the billions of Leukemia cells started...It will be a long fight (one to two Years) Thousands of people pray for her recovery, many people help financially.....
Her condition now is quite good and cheerful as always, but very susceptible to infection due to the low blood count. The food she eats should be home cooked. She is a bit pushy and demanding about food because of the steroids she is taking...... Let’s help and pray for her so she could get well soon.....

Velisia Catherina, umur 7 tahun pada bulan February 2010 dokter menvonisnya LEUKIMIA. Velisia adalah anak ke dua dari Sutanto Tan alumni Husni Thamrin 1984 lulusan UMI 1990 dan sekarang guru bahasa English di Methodist 2 Medan. Velisia adalah seorang anak yang manis, ceria, murah senyum dan gampang akrab dengan semua orang tetapi vonis dokter membuat Malaikat kecil ini sekarang terbaring tidak berdaya di Gleneagles Hospital Penang dibawah pengawasan Dr. Leong Kin Wah.
Tanggal 15 Maret 2010 kemaren merupakan hari pertama Kemoterapinya dimana Velisia selama menjalani terapi harus minum bermacam2 obat, sakitnya jarum suntik, transfusi darah, check darah rutin. Perlawanannya melawan milyaran sel Leukimia bukanlah bisa dalam jangka waktu pendek, perlu jangka waktu satu sampai dua tahun.
Saat ini telah ribuan orang yang membantu doa buat kesembuhan Malaikat cantik ini, selain itu banyak juga donatur2 yang telah membantu biaya pengobatan Velisia cantik ini melalui rekening BCA cabang Krakatau Medan a/n Sutanto a/c 8280 1148 99.
Kondisi Velisia sampai hari ini cukup bagus tetapi harus bener2 di jaga kebersihan makanan dan lingkungan selain itu Kemoterapi juga terus berjalan.... Marilah kita semua agar bisa berdoa buat Putri cantik ini agar segera bisa kembali pulang ke rumah, pergi kesekolah, bermaen bersama temen2 dan bermanja-manjaan dengan keluarga tercintanya. GBU Velisia... Get well soon... We all love you... Amen...

Visit Her Group Facebook at : Donate and Pray for Velisia Catherina Sutanto
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...